Sunday, July 5, 2015

Mengapa ada istilah 'islam nusantara'?

Akhir-akhir ini sedang ramai diperbincangkan mengenai Islam Nusantara. Kenapa ada Islam Nusantara? bukankah Islam ya Islam? Kalau begitu nanti bakalan ada yang namanya Islam Arab, Islam Timur Tengah, Islam Eropa, Islam Amerika, dan Islam-islam lainnya?

Secara aqidah islam memanglah satu, karena sumbernya pun sama, yaitu wahyu-wahyu Allah yang tertuang didalam Al-qur’an dan Al-hadist. Lalu kenapa bisa ada istilah Islam Nusantara? Yang dimaksud Islam Nusantara bukanlah Islam versi Nusantara, melainkan Islam yang telah berakulturasi dengan kebudayaan lokal nusantara. Sehingga akan kita temui kebiasaan-kebiasaan yang bersifat islami yang (mungkin) hanya ada di Indonesia. Berikut beberapa kebiasaan/kebudayaan yang (mungkin) hanya ada di Indonesia:

1. Tradisi Mudik Lebaran
Tradisi mudik lebaran merupakan salah satu bentuk perayaan hari raya Idhul Fitri yang mana merupakan hari besar islam. Mudik lebaran memiliki makna atau tujuan untuk bersilaturahmi dengan sanak keluarga setelah sekian lama terpisah karena kesibukan masing-masing. Lalu apakah ada kebiasaan seperti ini di Tanah Arab sana? Jika memang Islam itu ‘hanya satu’, seharusnya ada dan sama.

2. Mengenakan Sarung Saat Sholat
Ketika kita ditanya,”pakaian apakah yang paling pantas untuk sholat?”. Tentu kita akan menjawab “pakai sarung, baju koko, dan peci” (bagi laki-laki) [NB: tentunya pakaian yang terbaik).  Namun ketika kita beranjak ke Khairo Mesir, ketika kita melaksanakan sholat berjama’ah dimasjid dengan menggunakan sarung, mungkin kita akan ditertawakan disepanjang jalan. Kenapa? Karena bagi masyarakat setempat, sarung merupakan pakaian yang digunakan ketika sedang jimak. Karena disana ketika kaum laki-laki hendak sholat, maka pakaian yang lazim dikenakan ialah celana, jubah, bahkan jas. Jas? Iya, jas. Mungkin bagi kita yang tinggal di Indonesia, sholat dengan mengenakan jas merupakan hal yang aneh, bahkan bisa jadi dinilai sombong oleh orang lain. Lagi, jika islam itu satu, bagamana hal ini bisa terjadi?

3. Berdo’a menggunakan Bahasa Indonesia
Kadang (atau mungkin sering) kita juga berdo’a menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Bukankah jika islam itu satu, maka kita hanya boleh berdo’a menggunakan Bahasa Arab? Begitu pun dengan bahasa sehari-hari.

4. Berdakwah Menggunakan Wayang
Jika islam itu satu, maka adakah tokoh dari Arab sana yang berdakwah menggunakan wayang dengan alur cerita Ramayana ataupun Mahabarata yang merupakan kebudayaan Hindu?

5. Sekaten (Perayaan Maulid Nabi)
Disetiap daerah dibumi nusantara ini memiliki keunikan sendiri-sendiri didalam merayakan Maulid Nabi, seperti Sekaten di Yogyakarta. Lalu adakah kegiatan semacam ini di Arab?

Itulah beberapa contoh kebudayaan islam yang ada di bumi nusantara ini yang membedakannya dengan kebudayaan islam di Arab maupun belahan bumi lainnya. Maka wajar jika dari keunikan kebudayaan-kebudayaan tersebut kemudian lahir istilah “Islam Nusantara”.

Oleh: Ikan Koki

About us

Powered by Blogger.

Popular Posts

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: setetes.embun810@gmail.com

Our Team Members