Tak terasa Bulan Ramadhan yang di nanti-nantikan akan menghampiri kita beberapa jam lagi. Bulan yang penuh dengan ampunan dan pahala ini di nantikan oleh seluruh umat Islam di dunia. Berbagai hal telah dipersiapkan dari jauh-jauh hari untuk menyambut Bulan Ramadhan ini, mulai dari bersih-bersih rumah, menata hati, pun membuat targetan demi targetan untuk ibadah di Bulan Suci. Bagi muslimah, ibadah puasa tidak bisa dilaksanakan secara sempurna karena haid. Haid adalah perkara yang sudah menjadi ketetapan Allah bagi para wanita. Meskipun begitu, wanita haid masih tetap bisa melakukan amal shalih yang lain selain berpuasa.
Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam pernah menghibur 'Aisyah yang sedih karena keburu datang bulan padahal belum sempat menjalankan Manasik Haji. Beliau menjelaskan bahwa haid adalah perkara yang sudah ditetapkan Allah lalu beliau merekomendasikan amal shalih lain yang masih bisa dilakukan 'Aisyah meskipun sedang haid. Karena ini adalah ketetapan Allah, maka kita sebagai muslimah harus Ridha menerimanya. Sikap ridha adalah bagian dari amal shalih, bahkan termasuk diantara amal shalih yang paling agung. Wanita dilarang mengangan-angankan menjadi lelaki dengan alasan pahala lelaki yang disiapkan Allah lebih banyak daripada wanita.
Allah berfirman; “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu”. (An-Nisa'; 32)Kesedihan karena tidak bisa berpuasa, shalat, tarawih, membaca Al-Quran karena haid adalah hal baik, karena diantara ciri orang beriman adalah gembira ketika melakukan amal shalih dan susah ketika melakukan kemaksiatan. Namun hal ini tidak bermakna bolehnya seorang wanita menyesali kodratnya sebagai wanita, kemudian tidak ridha dengan ketentuan-Nya dan mengangan-angankan sesuatu yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Ketika kita tidak berpuasa Ramadhan karena haid, maka hal itu bermakna kita sedang menjalankan perintah Allah, karena Allah melarang wanita haid berpuasa. Menjalankan perintah Allah adalah amal shalih, sehingga hal ini bermakna wanita haid yang tidak berpuasa sesungguhnya sedang beramal shalih sebagaimana yang berpuasa tanpa ada perbedaan. Justru wanita haid yang tidak berpuasa sedang menjalankan perintah Allah dengan cara yang lebih ringan daripada yang berpuasa yang harus menahan lapar dan dahaga.
Nah, jadi jangan khawatir Shalihah, saat haidpun masih banyak amalan yang bisa kita lakukan sebagai bentuk ibadah di Bulan Ramadhan ini. Amalan apa sajakah itu? Ini dia :
1. Berdzikir
Tidak ada larangan oleh Allah dan Rosulullah SAW seorang wanita haid/nifas berdzikir. Hal ini lebih baik daripada sekedar membiarkan lisan dan hati kita lalai dari mengingat Allah. Atau, membiarkan hati dan lisan kita untuk maksiat seperti bergunjing dan membicarakan serta memikirkan hal yang sia-sia di Bulan Ramadhan. Dzikir selain bisa mengingatkan kita kepada Allah, menentramkan hati, juga mendatangkan pahala.
Allah SWT Berfirman : “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.”(Q.S Ar-Ra’du: 28).Dzikir mencakup dzikir apa saja dan waktunya bisa kapan saja, termasuk dzikir Al-Ma’surat yang dibaca setiap pagi dan petang.
Allah SWT Berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya Ialah : Salam dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka.” (Q.S Al-Ahzab : 41-44)
2. Menghadiri Majelis Ilmu
Di Bulan Ramadhan ini banyak sekali majelis-majelis ilmu yang di langsungkan di berbagai tempat seperti di masjid, di kampus, di ruang seminar, dsb. Jika majelis ilmu itu dilangsungkan di masjid, kita boleh menghadirinya di serambi masjidnya. Hal ini disebabkan larangan bagi wanita haid untuk masuk ke masjid.
Mengisi waktu dengan menghadiri majelis ilmu membuat waktu Ramadhan kita lebih bermanfaat. Menuntut Ilmu itu wajib bagi muslim dan muslimah. Barang siapa yang dia keluar rumah untuk menuntut ilmu lalu mati diperjalanan, ia tercatat sebagai mati syahid. Besar sekali ya, pahala orang yang menuntut ilmu.
3. Menjamu berbuka
Orang yang menjamu orang lain untuk berbuka, akan mendapatkan ganjaran sebagaimana yang didapatkan orang yang berpuasa tersebut tanpa dikurangi pahalanya sedikitpun. At-Tirmidzi meriwayatkan;
Dari Zaid bin Khalid Al Juhani berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang memberi makan orang yang berbuka, dia mendapatkan seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun" (H.R. At-Tirmidzi).
4. Mengajar TPA
Selain tiga hal di atas, kita juga bisa mengajar TPA untuk mengisi waktu Ramadhan. Mendidik adik-adik kita yang masih kecil untuk belajar mengaji. Kita bisa mengajar membaca iqro’, diisi permainan-permainan islami, lomba cerdas cermat Qur’an, mengajari adab-adab makan, adab-adab puasa, adab-adab belajar, akhlakul karimah, serta berbagai pengetahuan keislaman untuk mereka. Kegiatan ini sangat besar pahalanya, terlebih dilaksanakan di bulan Ramadhan. Satu ilmu yang di ajarkan oleh kita, jika di amalkan orang lain maka kita mendapat pahalanya juga sebagaimana dia yang beramal.
5. Bersedekah
Sedekah adalah amalan yang sungguh sangat istimewa. Karena saat haid tidak boleh shalat, membaca Al-Qur’an, dan berpuasa, maka amalan sedekah ini bisa menjadi amalan andalan. Perbanyaklah sedekah. Sedekah tidak harus dengan harta, tetapi bisa juga dengan tenaga dan pikiran kita. Sedekah bisa melapangkan rezeki, menolak bala, dan menyembuhkan penyakit. Wah, Masya Allah ya...
6. Menulis
Nah, ini dia. Menulis. Amalan yang besar efeknya, pahalanya serta dampaknya. Apapun bisa kita tulis untuk berbagi ilmu. Mau menulis seputar tips kesehatan, tentang ilmu agama, atau menulis (mengetik) kembali hasil pengajian yang telah kita ikuti. Kita juga bisa menulis di manapun, di blog, menulis buku, atau di medsos. Dengan begitu, orang lain bisa mengambil manfaat dari tulisan kita. Menulis bisa menjadi ladang pahala, karena secara tidak langsung kita sudah mengajarkan ilmu kepada orang lain.
7. Menghafal Hadis
Untuk mengisi waktu Ramadhanmu, kita juga bisa menghafalkan hadis. Menghafal hadis merupakan bukti kecintaan seseorang kepada Rosulullah saw dan tanda kecintaan manusia kepada ilmu.
8. Membaca Buku Agama
Buku adalah jendela ilmu. Bagi wanita hadi yang tidak diperbolehkan shalat dan puasa, membaca buku agama bisa menjadi salah satu ibadah yang berpahala. Karena dengan begitu, kita bisa mempelajari Islam lebih mendalam. Dengan begitu, keinginan untuk selalu dekat dengan Allah selalu ada dalam diri kita. Selain itu, ilmu yang di dapat dari membaca buku agama tersebut, jika di amalkan dan di praktikkan oleh orang lain, maka kita akan mendapatkan pahala yang akan terus mengalir tak terputus. Masya Allah...
9. Silaturahim
Silaturahim yaitu menjalin ikatan kasih sayang, ikatan persaudaraan, dan kunjung mengunjungi. Rosulullah saw bersabda bahwa barang siapa yang mengunjungi saudaranya semata-mata kecintaannya kepada Allah (karena Allah), maka Allah akan mencintainya sebagaimana ia mencintai saudaranya tersebut. (Al-Hadis).
Manfaat silaturahim sangatlah banyak, diantaranya kita akan di masukkan ke surga seperti dalam sebuah Hadis yang di riwayatkan oleh Bukhari, akan di lapangkan rizkinya, dan di cintai Allah.
10. Birrul Walidayn
Suatu amalan yang tak kalah hebatnya adalah berbakti kepada kedua orang tua. Berbakti bisa dengan menyenangkan keduanya, tidak menyakitinya, bertutur kata yang lembut dan halus, memberi perhatian yang lebih, serta menghibur dan merawat mereka.
Rosulullah saw pernah bersabda ketika di tanya oleh seorang sahabat, “Wahai Rosulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah? Lalu Rosulullah menjawab, “Shalat tepat pada waktunya”. Lalu orang itu bertanya kembali, “Lalu apalagi?” maka Rosulullah menjawab, “Berbakti kepada orang tua”. Lalu orang itu bertanya lagi, “Lalu apalagi?” Maka Rosulullah menjawab, “Jihad di jalan Allah”. (HR Bukhari).Jika kita perhatikan hadis tersebut, Rosulullah meletakkan amal bakti kepada orang tua berada di peringkat kedua setelah berbakti kepada Allah dengan shalat pada waktunya. Bagi istri, perhebatlah bakti kepada suami di bulan Ramadhan, karena suami adalah surga dan nerakanya istri.
11. Mendorong orang lain beramal shalih
Mendorong orang lain beramal shalih termasuk amal shalih dan membuat pelakunya mendapatkan pahala sebagaimana orang yang beramal shalih tersebut. Oleh karena itu, ketika kita haid dan membangunkan orang lain untuk sahur, maka kita mendapatkan pahala seperti pahala orang yang sahur, begitupun jika kita membangunkan orang lain untuk shalat shubuh maka kita mendapatkan pahala seperti shalat shubuh, jika kita mendorong orang lain Tilawah/membaca Al-Qura'n, mencari ilmu, dll, kita-pun akan mendapatkan pahala sebagaimana pelaku amal shalih tersebut.
Untuk amalan pada saat 10 terakhir bulan Ramadhan dan lailatul Qodar, wanita yang sedang haid bisa melakukan amalan-amalan ibadah Mahdhoh yang tidak mensyaratkan kesucian dalam melakukannya seperti Istighfar, Dzikir, dan doa. Perbanyak pula doa yang diamalkan 'Aisyah ketika bertanya bacaan yang diucapkan jika tahu kapan lailatul Qodar. Ibnu majah meriwayatkan;
Dari ''Aisyah bahwa dia berkata; "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku ketepatan mendapatkan malam lailatul Qodar, apa yang harus aku ucapkan?", beliau menjawab: "Ucapkanlah; ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pema'af mencintai kema'afan, maka ma'afkanlah daku." (H.R. Ibnu Majah).Selain amalan-amalan yang sudah di sebutkan, masih banyak lagi pintu-pintu amal shalih lainnya yang bisa di lakukan wanita haid, seperti : sabar, menjenguk orang sakit, dll. Ternyata amalan wanita haid itu sangat banyak ya, lebih banyak yang diperbolehkan daripada yang dilarang.. ^_^
Semoga bermanfaat.
Afnan Azkia
Nice artikel :)
ReplyDeleteBtw, kalau nulis skripsi itu termasuk gak min? Thanks
Alhamdulillah.. 0:)
DeleteInsya Allah menulis skripsi juga bisa menjadi ladang pahala, karena banyak manfaat dari skripsi yang kita tulis (kita bisa segera lulus, bisa membanggakan ortu, etc).
admin juga lagi nyekripsi :D
Alhamdulillah.. 0:)
ReplyDeleteInsya Allah menulis skripsi juga bisa menjadi ladang pahala, karena banyak manfaat dari skripsi yang kita tulis (kita bisa segera lulus, bisa membanggakan ortu, etc).
admin juga lagi nyekripsi :D
Sip deh min (y)
ReplyDelete