Saat ini saya sedang senang sekali
membaca mengenai ’social capital’. Kalau diterjemahkan menjadi kata modal
sosial. Konsep ini merupakan konsep ilmu social yang dipergunakan dalam
spectrum yang luas. Modal social menjadi alat analisis dalam berbagai disiplin
ilmu.
Ada satu artikel, tepatnya jurnal,
yang saya telusuri dari internet, yang membahas tentang Modal Sosial dan
Pemberdayaan Sekolah. Artikel tersebut dikarang oleh Dr. Jessica Harris dan
disajikan pada Konferensi ICSEI di Auckland pada tahun 2008. Artikel lama ini
menurut saya sangat bagus sekali untuk dibaca oleh para guru dan kepala
sekolah, sehingga bisa membuat transformasi sekolah ke arah yang lebih baik.
Untuk kompasiana, maka saya berusaha untuk menulis sesuai dengan kemampuan
pemahaman saya.
Modal sosial memiliki beberapa tokoh
penting yang memberikan definisi, antara lain yang disampaikan oleh James
Coleman, Robert Putnam dan P. Bourdieu, dan Francis Fukuyama. Menurut Fukuyama
(1995) modal sosial adalah ‘the ability of people to work together for common purposes
in groups and organizations’(kemampuan orang untuk bekerja sama untuk tujuan
bersama di dalam kelompok atau organisasi). Putnam menyatakan bahwa modal
social adalah ‘value which is arises from reciprocity of networks and the norms
within’ (disatu sisi berupa nilai - nilai yang muncul dari hubungan imbal balik
dalam jaringan kerja dan norma-norma di dalam hubungan tersebut. Sosial capital
di sekolah meliputi kekuatan dari kemitraan yang meliputi individu-individu,
agensi-agensi, organisasi-organisasi, serta lembaga-lembaga yang mendukung
sekolah serta yang didukung oleh sekolah.
Singkat cerita, kalau sekolah ingin
berubah menjadi lebih baik, maka harus menggunakan dan menyekutukan empat buah
modal, sehingga terjadi transformasi sekolah, keempat modal tersebut adalah :
1.
Modal Intelektual, merujuk kepada pengetahuan dan kecakapan - kecakapan yang
berlaku di dalam dan untuk sekolah.
2.
Modal Finansial merujuk kepada sumber daya moneter yang dapat dipergunakan oleh
sekolah.
3.
Modal Spiritual merujuk kepada tujuan - tujuan moral dan derajat koherensi
antara nilai - nilai, keyakinan - keyakinan serta perilaku tentang kehidupan
dan pembelajaran
4.
Modal Sosial merujuk kepada kekuatan kemitraan dan kerjasama formal dan
informal yang berpotensi mendukung dan didukung oleh sekolah.
Keempat hal tersebut menjadi bagian
dari ‘alignment transformation model’ dan menjadikan siswa sebagai unit
terpenting dalam organisasi. Hal ini diperoleh dari lima hasil penelitian studi
kasus di sekolah menengah pertama di masing -masing empat negara: Wales,
Australia, Finlandia dan Inggris. Dari keempat modal tersebut, modal sosial
merupakan sumber yang paling penting, yang apabila didukung oleh modal-modal
lainnya, akan mendukung terjadinya transformasi sekolah kea rah yang lebih
baik.
Transformasi sekolah tidak mesti
harus dimulai dari modal keuangan. Sumberdaya manusia yang membentuk modal
sosial dengan kemampuannya menjalin kerjasama, kemitraan, nilai-nilai dan
norma-norma adalah yang terpenting. Bagaimana pendapat Anda?
Oleh: Ikan Koki
0 comments:
Post a Comment