Tuesday, December 2, 2014

Modal Sosial (Social Capital) untuk Pemberdayaan Sekolah


Saat ini saya sedang senang sekali membaca mengenai ’social capital’. Kalau diterjemahkan menjadi kata modal sosial. Konsep ini merupakan konsep ilmu social yang dipergunakan dalam spectrum yang luas. Modal social menjadi alat analisis dalam berbagai disiplin ilmu.

Ada satu artikel, tepatnya jurnal, yang saya telusuri dari internet, yang membahas tentang Modal Sosial dan Pemberdayaan Sekolah. Artikel tersebut dikarang oleh Dr. Jessica Harris dan disajikan pada Konferensi ICSEI di Auckland pada tahun 2008. Artikel lama ini menurut saya sangat bagus sekali untuk dibaca oleh para guru dan kepala sekolah, sehingga bisa membuat transformasi sekolah ke arah yang lebih baik. Untuk kompasiana, maka saya berusaha untuk menulis sesuai dengan kemampuan pemahaman saya.

Modal sosial memiliki beberapa tokoh penting yang memberikan definisi, antara lain yang disampaikan oleh James Coleman, Robert Putnam dan P. Bourdieu, dan Francis Fukuyama. Menurut Fukuyama (1995) modal sosial adalah ‘the ability of people to work together for common purposes in groups and organizations’(kemampuan orang untuk bekerja sama untuk tujuan bersama di dalam kelompok atau organisasi). Putnam menyatakan bahwa modal social adalah ‘value which is arises from reciprocity of networks and the norms within’ (disatu sisi berupa nilai - nilai yang muncul dari hubungan imbal balik dalam jaringan kerja dan norma-norma di dalam hubungan tersebut. Sosial capital di sekolah meliputi kekuatan dari kemitraan yang meliputi individu-individu, agensi-agensi, organisasi-organisasi, serta lembaga-lembaga yang mendukung sekolah serta yang didukung oleh sekolah.

Singkat cerita, kalau sekolah ingin berubah menjadi lebih baik, maka harus menggunakan dan menyekutukan empat buah modal, sehingga terjadi transformasi sekolah, keempat modal tersebut adalah :
1.       Modal Intelektual, merujuk kepada pengetahuan dan kecakapan - kecakapan yang berlaku di dalam dan untuk sekolah.
2.       Modal Finansial merujuk kepada sumber daya moneter yang dapat dipergunakan oleh sekolah.
3.       Modal Spiritual merujuk kepada tujuan - tujuan moral dan derajat koherensi antara nilai - nilai, keyakinan - keyakinan serta perilaku tentang kehidupan dan pembelajaran
4.       Modal Sosial merujuk kepada kekuatan kemitraan dan kerjasama formal dan informal yang berpotensi mendukung dan didukung oleh sekolah.

Keempat hal tersebut menjadi bagian dari ‘alignment transformation model’ dan menjadikan siswa sebagai unit terpenting dalam organisasi. Hal ini diperoleh dari lima hasil penelitian studi kasus di sekolah menengah pertama di masing -masing empat negara: Wales, Australia, Finlandia dan Inggris. Dari keempat modal tersebut, modal sosial merupakan sumber yang paling penting, yang apabila didukung oleh modal-modal lainnya, akan mendukung terjadinya transformasi sekolah kea rah yang lebih baik.


Transformasi sekolah tidak mesti harus dimulai dari modal keuangan. Sumberdaya manusia yang membentuk modal sosial dengan kemampuannya menjalin kerjasama, kemitraan, nilai-nilai dan norma-norma adalah yang terpenting. Bagaimana pendapat Anda?

Oleh: Ikan Koki
Sumber: http://sosbud.kompasiana.com (Purnamasyae)

0 comments:

Post a Comment

About us

Powered by Blogger.

Popular Posts

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: setetes.embun810@gmail.com

Our Team Members